Alas Rame Online

Sharing and Knoladge

Diantara Sifat Calon Suami Yang Shaleh

Lelaki yang baik dan beragama itu mempunyai sifat tersendiri. wahai Uhty Fillah carilah lelaki yang mempunyai sifat-sifat seperti ini Senang nyeee... bila mendapatkanya selalu Terukir Senyuman...

Dan Jika anda seorang lelaki, jadilah seorang lelaki yang mempunyai sifat-sifat berikut ini:

Kuat amalan agamanya; Menjaga shalat fardhu, kerap berjemaah dan solat pada awal waktu. Auratnya juga senantiasa dipelihara dan memakai pakaian yang sopan...
  • Akhlaknya baik; Dia seorang yang nampak tegas, tetapi sebenarnya seorang yang lembut, bertutur kata dengan sopan, melambangkan pribadi dan hatinya yang mulia.
  • Tegas mempertahankan Maru'ahnya; Tidak berkunjung ke tempat-tempat yang boleh menjatuhkan Martabat dan Pribadinya..
  • Amanah; tidak mengabaikan tugas yang diberikan dan tidak menyalahgunakan kuasa dan kedudukan.
  • Tidak boros; tetapi tidak juga pelit, Tau membelanjakan uang dengan bijaksana.
  • Menjaga padangan; dengan tidak melihat perempuan lain yang lalu lalang ketika sedang bercakap-cakap.
  • Pergaulan yang terbatas; Bukan Berarti Kuper....Ya Tidak...? tidak mengamalkan cara hidup bebas walaupun dia tahu dirinya mampu berbuat demikian.
  • Mempunyai rekan pergaulan yang baik; Rekan pergaulan seseorang itu biasanya sama....
  • Bertanggungjawab; Lihatlah dia dengan keluarga dan ibu bapaknya, Pasti dia Seorang Yang sholeh..... Mantap kan....??
  • Wajah yang tenang; tidak kira semasa berbicara atau membuat Pekerjaan atau masa kecemasan...
  • Jika berhadapan dengan masalah; janganlah mudah melatah dan cepat marah karena syaitan tidak suka manusia dengan kesabarannya. Maka cobalah untuk bersabar dan terus bersabar, INSYA ALLAH akan diberi ketenangan.
  • Selalu mencoba untuk mendengar alasan dan teguran; mana tahu di sebaliknya itu terdapat kebenaran dan sebagai panduan diri untuk membaiki diri menjadi lebih baik...

Tiada nasihat dan Pesan lain yang mampu diberikan kepada Uhty fillah selain daripada sabda Rasulullah SAW yang mafhumnya, "Kawinlah dengan seseorang yang disebabkan keturunan, wajah, harta dan agamanya, tetapi yang paling baik ialah AGAMAnya".

Hanya orang yang beragama saja faham hak-hak Seorang Ahwat,,, maka PILIHlah yang berAGAMA dan PILIHlah yang MENERIMA anda seadanya, bukan karena keturunan anda, bukan karena harta anda, bukan karena wajah anda, tapi karena ANDA adalah diri sendiri. sebagai seorang Hamba Allah semata..

Salam Santun Senyum Manis...Semoga BermanFaat...

Kisah Abu Nawas; 1 Pertanyaan 3 Jawaban

Abu Nawas sebenarnya adalah seorang ulama yang alim. Tak begitu mengherankan jika Abu Nawas mempunyai murid yang tidak sedikit.

Diantara sekian banyak muridnya, ada satu orang yang hampir selalu menanyakan mengapa Abu Nawas mengatakan begini dan begitu. Suatu ketika ada tiga orang tamu bertanya kepada Abu Nawas dengan pertanyaan yang sama.

Orang pertama mulai bertanya ; “Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa2 besar atau orang yang mengerjakan dosa2 kecil?”

“Orang yang mengerjakan dosa2 kecil.” jawab Abu Nawas.
“Mengapa ?” kata orang pertama.
“Sebab lebih mudah diampuni oleh ALLAH.” kata Abu Nawas.
Orang pertama puas karena ia memang yakin begitu.
Orang kedua bertanya dengan pertanyaan yang sama. Red s/d diatas.
“Orang yang tidak mengerjakan keduanya”. Jawab Abu Nawas.

“Mengapa?” kata orang kedua.
“Dengan tidak mengerjakan keduanya, tentu tidak memerlukan pengampunan dari ALLAH”. kata Abu Nawas.

Orang kedua langsung bisa mencerna dan memahami jawaban Abu Nawas tersebut.
Orang ketiga pun bertanya dengan pertanyaan yang sama seperti diatas. Abu Nawas lalu menjawab;
“Orang yang mengerjakan dosa2 besar”.
“Mengapa?” kata orang ketiga.
“Sebab pengampunan ALLAH kepada hambaNYA sebanding dengan besarnya dosa hamba itu”. jawab Abu Nawas.
Karena belum mengerti seorang murid Abu Nawas bertanya.
“ Mengapa dengan pertanyaan yang sama bisa menghasilkan jawaban yang berbeda ?”.

“ Manusia itu dibagi tiga tingkatan ;
♥ Tingkatan mata,
♥ tingkatan otak, dan
♥ tingkatan hati”.

“Apakah tingkatan mata itu?” tanya murid Abu Nawas.
“ Anak kecil yang melihat bintang di langit, ia mengatakan bintang itu kecil karena ia hanya menggunakan  mata”.
“Apakah tingkatan otak?” tanya murid Abu Nawas.
“ Orang pandai yang melihat bintang, ia mengatakan bintang itu besar karena ia memiliki pengetahuan.”  jawab Abu Nawas.
“Lalu apakah tingkatan hati itu?” tanya murid Abu Nawas.
“ Orang pandai dan mengerti yang melihat bintang di langit. Ia tetap mengatakan bintang itu kecil walaupun tahu bintang itu besar. Karena bagi orang yang mengerti tidak ada sesuatu apapun yang besar, melainkan dengan ke Maha Besaran ALLAH.”

kini murid Abu Nawas mulai mengerti mengapa pertanyaan yang sama bisa menghasilkan jawaban Yang berbeda. Ia bertanya lagi.
“ Wahai guru, mungkinkah manusia bisa menipu ALLAH ?”
“ Mungkin?” jawab Abu Nawas.
“Bagaimana caranya?” tanya murid Abu Nawas ingin tahu.

“ Dengan merayuNYA melalui pujian dan doa.” kata Abu Nawas.
“Ajarkanlah doa itu padaku wahai guru.” pinta murid Abu Nawas.

“Doa itu adalah: Ilahi lastu lil firdausi ahla, wala aqwa ‘alan naril jahimi, fahabli taubatan waghfir dzunubi, fa innaka ghafiruz dzanbil ‘azhimi.

Artinya : “Wahai ROBBku, aku ini tidak pantas menjadi penghuni surga, tetapi aku tidak akan kuat terhadap panasnya api neraka. Oleh sebab itu terimalah tobatku serta ampunilah dosa-dosaku. Karena sesungguhnya Engkaulah Dzat yang mengampuni dosa-dosa besar.”


By. Ovieka eL-Malanjy

Followers