Mungkin sering dari kita mendengar di masjid-masjid digemakan (biasanya
menjelang Maghrib) Syi'ir Tanpo Waton dari Gus Dur. Kebanyakan orang
hanya mendengarkan saja dari kejauhan Syi'ir tersebut dan tidak begitu
memahami Syi'ir Tanpo Waton itu.
Jika dicermati dan diresapi lebih dalam, Syi'ir Tanpo Waton Gus Dur
tersebut memiliki makna yang luar biasa dalam. Contohnya ada bait yang
berbunyi
- Duh bolo konco priyo wanito…(wahai para teman pria dan wanita)
- Ojo mung ngaji syareat bloko….(jangan hanya belajar syari’at saja)
- Gur pinter ndongeng nulis lan moco (hanya pandai bicara, menulis dan membaca)
- Tembe mburine bakal sengsoro 2X (esok hari bakal sengsara)
Bahkan ada yang salah mengartikan bahwa bait tersebut menganggap syariat
tidak penting. Anggapan itu jelas kurang benar karena disitu tertulis
"Ojo mung ngaji syareat bloko". Nah, kata mung disitu jelas
menyatakan ilmu syariat itu penting, apalagi belajar ilmu yang lebih
tinggi untuk mendekatkan diri pada GUSTI ALLAH merupakan hal yang wajib
bagi manusia.
Kanjeng Rasul Muhammad pernah bersabda:
- Orang yang hidupnya kemarin lebih baik dari pada hari ini, maka orang tersebut adalah orang terkutuk
- Orang yang hidupnya kemarin sama dengan hari ini, maka orang tersebut adalah orang yang merugi
- Orang yang hidupnya kemarin lebih buruk dari hari ini, maka orang tersebut adalah orang yang beruntung.
Jadi, kalau sekarang sudah paham dengan ilmu syariat, maka hendaknya
ditingkatkan ke ilmu thariqat, Hakekat dan Makrifat. Dengan begitu,
manusia akan menjadi Insan Kamil yang dekat dengan GUSTI ALLAH.
Syi’ir Tanpo Waton Al-Magfurlah KH Abdurrahman Wachid (Gus Dur)